Home » 2022 » June (page 2)

Monthly Archives: June 2022

“Yang Relevan dan Tidak Relevan dari Fiksi Masa Lalu” Oleh Aliurridha

Sebuah karya seni, tidak terkecuali sastra, selalu terikat pada zamannya. Hal ini berarti ia terikat pada ruang dan waktu ketika karya itu diciptakan. Begitu pula cerpen B. Soelarto yang berjudul Rapat Perdamaian[1] yang terikat pada ruang dan waktu ketika teks diproduksi. Lewat pemilihan kata yang digunakan dapat diperkirakan kapan cerpen ini ditulis. Dari pemilihan kata ini bisa dilihat bahwa cerpen …

Read More »

“Pacarku Selebgram” Karya Sam Edy Yuswanto

Rasanya aku masih belum percaya memiliki seorang pacar yang berprofesi sebagai selebgram. Profesi yang beberapa tahun belakangan begitu marak di dunia maya dan banyak digeluti oleh kaum muda yang memiliki paras menawan dan postur tubuh proporsional.  Awalnya, aku mengenal Landung, cowok berparas ganteng dan bertubuh atletis itu secara tak sengaja. Aku masih ingat, waktu itu aku sedang sibuk menjelajahi internet, …

Read More »

Mana yang Baku? Materai atau Meterai?

Hai #sahabatbahasa dan #sahabatdikbud, sejak kapan kalian tahu, yang baku itu meterai bukan materai? atau sudah tau sebelumnya? Selama ini sebagian dari kita menyebut meterai dengan materai atau juga matrai, namun tidak kita sadari bahwa untuk nama yang baku sesuai KBBI adalah meterai. Nama meterai bahkan tertera atau tertulis dilembaran meterai tersebut, namun tidak kita sadari. jadi bagaimana #sahabatbahasa masih mau menggunakan nama …

Read More »

“Cacat, Bukan Suara Sumbang, Kabar Apa? Apa Kabar?” Karya Aan

Cacat Kami hidup di tanah subur Kami hidup di tanah kaya Kami hidup di tanah melimpah Kami hidup dengan kotor Kami hidup dengan dusta Kami hidup dengan perasuah Rusak digerogoti Sesak ditanggung sendiri Diperdaya sampai mati Padahal di negeri sendiri Bertahan penuh ambisi Lumpuh tapi berdiri Apakah kami sakti?                                                                                           Bukan Suara Sumbang Bukan dalam gua pengap Tapi di gedung …

Read More »

“Membaca dan Semestanya” oleh Benny Arnas

Ketika hendak menghadapi ujian di bangku sekolah maupun kuliah, saya, mungkin juga sebagian pembaca, pernah berada dalam keadaan “membaca yang dipaksakan” demi memastikan materi-materi pembelajaran yang pernah diberikan atau disarankan pengajar benar-benar nyangkut di kepala. Di waktu yang sama, harapan dan kekesalan juga melanda: semoga apa yang dibaca (atau dihafal) akan menjadi materi yang diujikan, namun ketakutan yang sulit digambarkan …

Read More »

Cerpen “Tentang Rindu” Karya Risen Dhawuh Abdullah

Meninggalnya ayah tiga tahun lalu menimbulkan luka bagi aku dan ibu yang rasa-rasanya tidak bisa disembuhkan. Rasa kehilangan itu masih bersemayam walau tidak selebat saat dokter mengatakan kalau nyawa ayah tidak dapat ditolong. Bukan berarti aku tanpa usaha mengikhlaskan kepergian ayah. Aku pernah mencoba menanamkan keyakinan bahwa sejatinya manusia itu tidak mempunyai apa-apa, sehingga kata kehilangan seharusnya tidak ada dalam …

Read More »

“Gadis Peradaban Kota, Kematian Suluh Budaya, Gunung Botak, Merpati, Mekar” Puisi-Puisi Karya Moehammad Abdoe

Gadis Peradaban Kota Serupa itu lapar bertandang kepadamu wajahnya penuh murung dengan kepak mega dan benang langit yang menjuntai membasahi kotamu Jakarta (kota) metropolitan tak ada lagi huma, angin, lembah, dan bukit seperti bukan senyum gadis perawan dari desamu hidupnya tak lagi mempunyai tanda (Jakarta, 2021) Kematian Suluh Budaya Hutan itu akan dibangun gedung megah benih-benih yang dulu kau tanam …

Read More »

Artikel “Ketika Hidar Amaruddin Membuat Makna Terasa Samar” oleh Akhmad Idris

Ketika Hidar Amaruddin Membuat Makna Terasa Samar *** Puisi dapat disebut sebagai jenis karya sastra yang paling mempesona sekaligus penuh enigma di antara karya sastra lainnya seperti novel maupun cerpen. Penyebabnya sebenarnya sederhana, puisi cenderung singkat, sedangkan novel atau cerpen cenderung lebih panjang. Kesan ‘singkat’ itulah yang membuat pencipta puisi dituntut lebih cermat dalam penataan bunyi, irama, dan makna khusus …

Read More »

Cerpen “Assalamu ‘alaikum Cinta” oleh VITO PRASETYo

Assalamu ‘alaikum Cinta             Enam bulan sudah, Ratih melewati impiannya untuk meraih cita-citanya. Entah, sudah berapa puluh kali ia melamar pekerjaan dan selalu ditolak. Rata-rata perusahaan yang dilamar menolaknya dengan alasan klasik, tidak sesuai kriteria dan kebutuhan perusahaan. Ijazahnya, yang hanya Diploma D-3, sepertinya bukan jaminan untuk diterima. Apalagi Ratih belum memiliki pengalaman kerja.             Suatu hari, ketika …

Read More »

“Astarte, Cinta Teramat Tua, Sendiri, Elemen, Mars” Puisi-Puisi karya Faris Al Faisal

ASTARTE     astarte, dari gerakan kecil sama sekali tak kentara, datang dari panggilan jiwa – yang mengubah   banyak hal kesedihan disetop, mata cokelatnya biarkan jadi biji yang tumbuh di tanah air malu-malu – mau-mau – lalu berseri bertukar udara langit menjadi lebih biru di kedalaman pandang, mengandung pangkal musim diputari kupu-kupu sepanjang hari dunia yang ia lihat di mimpinya dunia …

Read More »