Hotel Best Western Palu pada 13 November 2023 tampak ramai oleh ratusan pelajar dan masyarakat. Pelajar itu mengenakan pakaian khas daerah masing-masing. Ada yang mengenakan pakaian suku Kaili, ada juga pakaian etnik Pamona. Pelajar lainnya mengenakan pakaian etnik Banggai dan etnik Saluan. Warna pakaian yang dikenakan peserta, cenderung warna kuning, merah, dan hitam. Kombinasi warna ciri pakaian etnik di Sulwesi Tengah.
Rupanya, ratusan anak itu merupakan peserta Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Sulawesi Tengah. Mereka berasal dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Banggai Kepulauan. Mereka akan mempertunjukkan kemampuan berbahasa Kaili, bahasa Pamona, bahasa Banggai, dan bahasa Saluan. Mereka berdatangan didampingi oleh orang tua juga oleh para guru pendamping.
Pada hari itu, Senin sore hingga malam hari, rupanya Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan acara pembukaan FTBI dan penampilan baca puisi dan pidato berbahasa daerah. Pantauan dari lokasi acara, terlihat ratusan warga memadati salah satu ruangan pelaksanaan festival. Masyarakat tersebut ada yang berasal dari Kota Palu, dan sebagian lainnya datang dari daerah mereka. Ada yang dari Donggala, Poso, Banggai, dan Banggai Kepulauan.
FTBI rupanya berlangsung selama tiga hari. Pantauan di lokasi kegiatan, sejumlah 60 penampilan kemampuan berbahasa daerah silih berganti dipertunjukkan oleh peserta. Ada yang penampilan individu, ada juga yang tim atau kelompok. Salah satu penampilan yang menarik perhatian penonton ialah penampilan tembang tradisi dari Kabupaten Poso yang diikuti oleh 30 peserta. “Luar biasa. Harmonisasi suara, gerak, dan rasa yang padu,” komentar salah seorang penonton.
Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2023 tersebut rupanya merupakan salah satu rangkaian pelaksanaan program Badan Bahasa Kemendikbudristek, yakni “Merdeka Belajar episode ke-13: Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD)”. Program ini telah berjalan sejak bulan April 2023 yang dimulai dengan rapat koordinasi dengan lima kabupaten pelaksana RBD (Pemkot Palu, Pemkab Donggala, Pemkab Poso, Pemkab Banggai, dan Pemkab Banggai Kepulauan). Bahasa yang disasar yakni bahasa Kaili, bahasa Pamona, bahasa Banggai, dan bahasa Saluan.
Sasaran peserta ialah siswa SD dan siswa SMP. Mereka disebut sebagai tunas bahasa ibu. Ratusan anak itu disiapkan menjadi pewaris bahasa daerah. Mereka menjadi generasi penerus masa depan bahasa daerah Sulawesi Tengah. Festival yang berlangsung selama tiga itu mempertunjukkan enam kategori. Kategori itu yakni mendongeng, menulis dan baca pidato, tembang tradisi, penulisan dan pembacaan puisi, penulisan dan pembacaan cerpen, dan komedi atau lawakan tunggal. Semua kategori itu dipertunjukkan dalam bahasa daerah.