Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Puisi oleh Joe Hasan Puisi SULTENG
Puisi

“Saya ingin jadi Puisi, Sepagi ini, Penyesalan, Pagi ini kau berlayar” Kumpulan Puisi oleh Joe Hasan

SAYA INGIN JADI PUISI

saya ingin jadi puisi

dari setiap bait yang kau eja

di langit

di udara

awan menyetujui perjalanan kita

yang selama ini penuh kebohongan

biarkan saya jadi tinta

buat puisi yang kau tulis

setiap hari

meski selalu ditolak koran

anggap saja kita membangun sejarah

untuk pejuang puisi tahun-tahun depan

itu saja

SEPAGI INI

sepagi ini

namaku tereja langit

puijan manis

takkan terkutuk

untuk kemudian hari

“terima kasih”

bibir hambar mengucap lelah

sepagi ini

kita terus bertarung

tentang siapa lawan

musuh

pertanyaan soal rumah sakit

benarkah dokter membisniskan penyakit?

apa kabar janji perawat?

kabar buruk meradang mendung

sepagi ini

aku menyusun berita apa saja

meski berita burung

untuk lalu kuseruput lagi

ketika esok pagi

PENYESALAN

kau menangis tersedu-sedu

di depan keranda dalam ambulans

menyesali permintaan yang pada kenyataannya adalah permintaan terakhir

dalam perjalanan sebuah kampung

kau sibuk menelepon dan menerima telepon dari siapa saja

sanak saudara

hidung meleleh

suara tertahan di tenggorokkan

saat itu kau berdoa

untuk memutar kembali waktu ke pagi hari

waktu perempuan tua itu belum terlalu lemah

waktu ia masih berjualan

dan berkata pelan

ia akan istirahat saat ia tidak lagi

mengejar uang beras

terlambat sudah penyesalan itu

dan semua tentu akan pulang ke rumah-Nya

kesedihan yang singgah sebentar

selanjutnya kau bebas tidur

bermain hape

berhaha-hihi

memasang stori dan mengomentari stori yang lewat

di beranda hape

dan kau hanya mementingkan itu nampaknya

aku kembal ke kota

meninggalkanmu dan penyesalan

usai mengantarnya di rumah terakhir

tugasku sudah cukup

selanjutnya kau yang mengatur

semua rasa hilang di pusara tadi

kita masih harus melanjutkan dosa

melunasinya dengan rahasia

sampai tiba giliran

PAGI INI KAU BERLAYAR

pagi ini ia berlayar diwajahku

hanya mengetuk pintu tapi tak bersuara

pelan-pelan mencuri kata

menjadikan puisiku tak seutuhnya utuh

sebab sebagian ada padanya

rasanya ingin kupadukan rasa pagiku dengannya

namun sirna suaranya belum tamat

cobalah kau ke Jawa

jangan Sumatera, jangan Kalimantan

akhirnya ia bunuh sendiri bisunya

hei… aku belajar dari pulau itu

tak bisa kulupakan

kupastikan kau awam tentangku

pagi ini kau berlayar di berandaku

bagaimanan bisa aku mengusirmu

dinding-dindingku terbuat dari wajahmu

dari jari-jari tidak lentikmu

kita sama-sama menyapa makanan di atas meja

urap “kesukaanku” kau berdalih

kutatap punggungmu yang rata

tiba-tiba kenyang melanda seluruh pori-poriku

pagi ini, apakah kita akan berlayar

menuju rumah kosong

rumah baru

Biodata Penulis:

            Joe Hasan, lahir di Ambon pada 22 Februari. Cerpen dan puisinya pernah dimuat di Mercusuar, Rakyat Sultra, Lampung Post, Magrib.id, ideide.id, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Ceritanet.com, dan beberapa media cetak dan online lainnya.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *