Pulanglah kawan
Sudah selarut ini
Kau masih di luar
Padahal bulan
Sedikit lagi bergulir
Pindah tempat
Ke sepertiga malam
Kau dengarkah itu?
Suara burung-burung malam
Telah berganti bunyi
Tepat pukul satu dinihari
Kokok ayam pertama
Menyahut bangunkan malaikat
Kembalilah ke rumahmu kawan
Kita sudahi bincang ini
Besok pun kita
Masih bisa bertemu
Mengadu cerita
Yang tidak selesai
Kawan
Biarkan alam yang mencumbu malam
Jangan kita
Sekalipun cerita
Yang tak henti kita ceritakan
Bercerita tentang Kalam yg dalam
Berkisah tentang malam yang kelam
Cukup kawan
Mimpimu harusnya kau tinggal dalam tidur
Tapi sampai malam berganti detik
Justru kau yang tertidur dalam mimpi
Membawa cita-citamu
Bersemayam dalam suara
Lalu asamu hanya berupa kata
Kawan
Besok kita masih bisa bertemu
Melanjutkan mimpi yang sama
Yang dibangun oleh kita
Hingga pagi datang
Membawa kopi pahit
Dengan aroma pekat
Kawanku
Sudahlah bercerita
Kita bukan pemuja malam
Yang tersesat dalam gelap
Berputar-putar di sepanjang jalan
Kita punya rumah
Untuk pulang
Untuk mendulang
Rindu dan sayang
Kepada pemilik ranjang
Ahmad Maulidi, aktif sebagai tenaga pengajar di salah satu SMA swasta yang ada di kota Palu. Kegiatan menulis sudah dilakukan sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Beberapa karya puisi pernah dimuat di harian lokal kota Palu Radar Sulteng dan Mercusuar, juga tulisan esai termuat dalam buku kumpulan esai Guru Bisa Menulis yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah.